Film A Perfect Fit menyajikan kisah romantis mengenai pertemuan tradisi dan modernitas. Tak cuma itu, penonton juga dapat melihat langsung keindahan alam dan budaya Bali dari rumah saja.
Aktris Nadya Arina akan tampil sebagai pemeran utama. Ia akan beradu akting dengan Refal Hady.
Film produksi Netflix dan Starvision ini juga akan menampilkan aktor dan aktris lain, seperti Anggika Bolsterli, Ayu Laksmi, Christine Hakim, Mathias Muchus, Laura Theux, Giorgino Abraham, Unique Priscilla, dan Karina Suwandi.
A Perfect Fit adalah film garapan sutradara muda, Hadrah Daeng Ratu, yang bekerja sama dengan penulis naskah ternama, Garin Nugroho.
Sinopsis Film A Perfect Fit :
Film A Perfect Fit menampilkan kisah seorang fashion blogger bernama Saski (Nadya Arina) yang lahir di Bali.
“Saski adalah seorang gadis yang lahir dengan budaya Bali yang sangat kental. Namun, semangatnya di industri fashion mengharuskannya memiliki pikiran yang terbuka. Karakternya sangat relatable dengan banyak perempuan Indonesia di usia 20an,” ujar Nadya menjelaskan karakter yang ia mainkan.
Suatu hari, Saski mengunjungi sebuah toko sepatu yang mengubah takdirnya. Di toko itu, ia bertemu dengan pembuat sepatu bernama Rio (Refal Hady).
“Rio adalah sosok pekerja keras, tidak mudah menyerah, dan tidak pernah mau melewatkan kesempatan. Oleh karena itu, dia berjuang sekuat tenaga untuk mengikuti instingnya,” tutur Refal soal karakter yang ia perankan, dikutip dari Antara.
Mereka berkenalan dan belakangan makin dekat. Namun, Saski telah berpacaran dan bertunangan dengan Deni (Giorgino Abraham), anak seorang bangsawan Bali.
Saski sendiri memandang pertunangannya dengan Deni untuk menjalani tugas keluarga saja. Pertemuannya dengan Rio pun mengubah semua itu.
Menurut Hadrah Daeng Ratu, film ini terinspirasi dari kisah klasik Cinderella. Sepatu menjadi salah satu unsur cerita yang menghubungkan film A Perfect Fit dengan kisah Ciderella.
“Memilih sepatu sama seperti memilih pasangan. Jika kita merasa nyaman dengan sepatu dan pijakannya, maka langkah dan hidup kita juga akan menjadi nyaman,” ujar Hadrah kepada Antara.
Hadrah mengungkapkan, Garin Nugroho sebagai penulis naskah memiliki ide memperkenalkan budaya Bali yang jarang diketahui orang.
Sebab itu, film ini akan menampilkan Desa Tenganan, desa tertua dan bagian dari Bali kuno yang disebut Bali Aga, pembacaan teks warisan leluhur Lontar, dan tradisi gulat lumpur atau Mepantingan.
0 Komentar