sinopsis a tale of mari and the three puppies


 


Ini adalah sebuah cerita yang sangat menyentuh perasaan sesiapa yang menontonnya. Kisah kekeluargaan yang saling memerlukan. Anjing yang sangat berani dan berkorban untuk keluarga tuannya dan untuk anak-anak nya. 


Film ini diawali oleh adegan gadis kecil bernama Aya dan kakaknya Ryota yang tinggal di sebuah desa terpencil di Yamakoshi Jepang. Keduanya ditinggal mati oleh ibunya akibat sakit. Karena hal itu maka mereka tinggal bersama kakeknya di desa sementara ayah mereka bekerja di kota.

Setiap harinya Aya dan Ryota menghabiskan waktu dengan bermain Shiritori atau permainan sambung kata. Suatu hari, mereka pergi berjalan-jalan ke Moon Field, sebuah ladang luas dan memiliki pondok kecil, di dalam pondok tersebut mereka melihat kardus kecil yang berisi seekor anak anjing Shiba yang dibuang. Aya sangat ingin memelihara anak anjing itu namun Ryota menganggap hal itu sulit sebab ayah mereka takut anjing dan pasti menolak permintaan mereka itu.

Dengan sedih Aya dan Ryota kembali ke rumah, dan mengambil susu untuk anjing tersebut. Karena melihat kesedihan Aya, Ryota mengusulkan supaya Aya meminta kepada kakeknya saat dia berulang tahun beberapa hari lagi. Namun mereka harus memastikan dulu bahwa sang kakek akan berjanji mengabulkan semua yang diinginkan Aya.

Pada hari ulang tahunnya Aya pun segera menemui kakeknya dan ia berhasil membuat kakeknya menyetujui keinginannya memelihara anjing meski tahu akan ditentang ayahnya. Aya dan Ryota menamai anjing itu Mari. Setahun kemudian, Mari sudah memiliki tiga ekor anak anjing yang lucu dinamai Goo, Paw and Choo. Ayah mereka sudah bisa menerima keberadaan anjing-anjing tersebut di rumahnya karena luluh terhadap permintaan Aya. Hari-hari indah pun terus berlalu sampai suatu malam di mana Mari menggonggong keras sekali. 

Aya dan sang kakek heran mendengarnya, beberapa menit kemudian tahulah mereka mengapa Mari begitu ribut. Saat itu Ryota berada di sekolahnya untuk belajar mengenai bintang sementara sang ayah masih bekerja di kota.

Angin kencang dan gempa bumi dashyat menghancurkan daerah Yamakoshi dalam sekejap. Rumah mereka rubuh perlahan-lahan, Aya dan sang kakek tertimpa reruntuhan karena saat itu mereka sedang bersiap-siap untuk pergi tidur.

Sang kakek masih bisa bertahan dan berupaya sekuat tenaga melindungi Aya dengan badannya, Mari yang selamat beserta ketiga anaknya berupaya memasuki rumah dengan menggali reruntuhan itu. Kuku dan kaki Mari terluka akibat menginjak pecahan kaca yang berserakan namun ia tak peduli dan terus menggali sampai ia bisa masuk ke dalam rumah dan menemui Aya beserta kakeknya yang tertimpa lemari pakaian.

Mari menarik-narik lengan kakek supaya sang kakek bisa keluar namun sayangnya kaki sang kakek juga ikut tertimpa dan mengalami pendarahan hebat sehingga tidak bisa bergerak sama sekali sementara itu gempa terjadi sekali lagi diikuti dengan tanah longsor.

Merasa tak ada kemajuan, Mari berusaha mencari pertolongan. Saat itu ada dua prajurit yang diutus untuk menolong para korban di yamakoshi, dengan dituntun oleh Mari akhirnya Aya dan kakeknya dapat diselamatkan. Namun pilihan berat terjadi ketika helikopter yang menolong mereka tidak bisa membawa Mari dan ketiga anaknya turut serta di helikopter karena keterbatasan fasilitas.

Aya memohon pada prajurit supaya Mari bisa dibawa serta namun karena prioritas mereka menolong kakek Aya yang mengalami pendarahan hebat maka dengan berat hati prajurit itu tidak membawa Mari dan anak-anaknya ikut bersama mereka sekalipun ia tahu Mari lah yang menolong Aya dan kakek. Aya menangis sedih dan kecewa, hatinya semakin pilu melihat Mari berlari mengejar helikopter yang semakin lama semakin jauh dari pandangannya.

Mari yang mengerti bahwa ia telah ditinggalkan kembali ke rumah dan mengurus ketiga anaknya sebisanya. Ia mencari makanan dan selimut dari reruntuhan. Meski jumlah makanannya tidak cukup, Mari memberikan semua makanan itu untuk ketiga anaknya sementara ia sama sekali tidak makan.

Ia mencari selimut dari reruntuhan rumah untuk digunakan anak-anaknya dan bertarung menghalau gagak yang mencoba memangsa anak-anaknya. Mari tetap berjuang meski ia lapar sekali dan sedih karena ditinggal Aya. Ia bermain dengan bola yang biasa digunakan Aya untuk bermain dengan dirinya selama ini.

Aya dan Ryota yang khawatir memikirkan nasib Mari, akhirnya nekat kabur dari tempat penampungan kembali ke Yamakoshi mencari Mari dan ketiga anaknya. Mereka mencari jalan setapak dan menghindari petugas keamanan di sekitar sana. Kaki Aya terluka dan tubuhnya mulai demam sepanjang perjalanan mencari Mari, namun tekadnya menemukan anjing kesayangannya membuatnya menyembunyikan kondisi dirinya pada Ryota. Ketika disadari Ryota, tak lama Aya pun pingsan.

Beberapa hari berselang, Mari semakin kurus dan lemah, ia melihat adanya helikopter terbang di langit dan dengan cepat ia berlari mengejar helikopter itu diikuti ketiga anak-anaknya. Malang di tengah perjalanan, terjadi gempa bumi kecil saat Mari dan ketiga anaknya sedang melintasi jembatan. Mereka pun terjatuh ke sungai, Mari yang bisa berenang berusaha menyelamatkan ketiga anaknya satu persatu dan berhasil menyelamatkan mereka ke tepi, setelah itu ia pun rebah.

Sepanjang jalan Aya dan Ryota berteriak memanggil Mari namun mereka tidak mendengar apapun sampai Aya merasa putus asa dan takut kalau Mari sudah tidak bertahan hidup.

Di saat Aya mulai menangis, ayahnya dan Ryota melihat tiga sosok mungil berlari ke arah mereka. Paw, Goo dan Choo, ketiga anak Mari satu persatu berlari dan melompat ke pelukan majikannya. Tak lama kemudian muncullah Mari yang tampak sangat letih dan berjalan sangat pelan ke arah Aya. Aya sempat tak percaya melihat sosok Mari yang sangat kotor dan penuh luka, namun ia segera berlari dan memeluk Mari.






Posting Komentar

0 Komentar